Selasa, 17 Desember 2013

Latex (Artikel)

LATEX merupakan salah satu perangkat pengolah kata (word processor) yang dibuat oleh
Donald E. Knuth, pada bulan Mei 1977. Pada awalnya, ditujukan untuk pembuatan dokumentasi
teknik dengan simbol-simbol matematis. Namun kini banyak digunakan untuk pembuatan
artikel-artikel dan buku-buku yang bersifat non teknis, termasuk artikel yang Anda baca saat ini
ditulis dengan menggunakan LATEXdan editor pendukungnya, yaitu Kile.

Langkah-langkah membuat Latex
a. Membuat Artikel
- Untuk memulai penulisan artikel, kita menggunakan perintah sebagai berikut:
  \documentclass[option]{article}
  Fungsi option bisa kita ganti dengan perintah:
  1. 10pt, 11pt, 12pt: fungsi ini untuk menyatakan ukuran dari font/huruf yang akan kita gunakan dalam            penulisan dokumen.
  2. a4paper, letterpaper: untuk menyatakan jenis kertas yang akan gunakan dalam pencetakan.
  3. twoside, oneside: untuk menyatakan apakah dokumen akan dicetak kedalam dua sisi atau hanya satu        sisi.
  Contoh:
  \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
- Penyertaan package
  Penyertaan package berguna untuk menambahkan fungsi kedalam dokumen/naskah yang kita buat.
  •Yang sering digunakan adalah usepackage yang berfungsi untuk menambahkan kemampuan dalam              penulisan dokumen/naskah
   Contoh:
   a. \usepackage{latexsym}
      Berfungsi untuk membaca simbol-simbol (Tex Symbols GUI) yang ada di Latex
   b. \uspackage{amsfonts}
      Berfungsi untuk mengaktifkan Tex Symbol yang ada di Latex yang berupa fungsi ams, ams=<>
   c. \usepackage {color}
      Berfungsi untuk  membaca warna pada gambar (picture) yang diinputkan
   d. \usepackage{epsfig}
      Berfungsi jika kita ingin menginputkan gambar
   e. \usepackage{setspace}
      Berfungsi untuk mengatur spasi
   f. \usepackage[bahasa]{babel}
      Berfungsi untuk menyatakan bahasa yang digunakan
  •Penggunaan pagenumbering
   pagenumbering digunakan untuk menuliskan halaman pada Latex. Pagenumbering yang biasa digunakan adalah arabic dan roman.
   Contoh:
   a. \pagenumbering{arabic}
      Berisi angka-angka biasa seperti 1, 2, 3,. . .
   b. \pagenumbering{roman}
      Berisi angka-angka romawi seperti i, ii, iii,. . .
  •Penggunaan tabelofcontain
   Berfungsi untuk menampilkan daftar isi
   Contoh:
   \caption{tableofcontain}

   Jika kita tidak ingin menampilkan daftar isi, maka kita gunakan simbol % sebelum tanda \
   Contoh:
   %\caption{tableofcontain}
  •Penggunaan pagestyle
   Berfungsi untuk mengatur tampilan halaman pada Latex
   Contoh:
   \pagestyle{headings}
   maka tampilan halaman berada di bagian atas dari lembar kerja pada Latex
   KIta juga bis menggunakan \markright{} untuk menuliskan kepala halaman
- Penggunaan fungsi "\begin{}" dan "\end{}"

  •\begin{document} dan \end{document}
   \begin{document} digunakan untuk memulai penulisan dan \end{document} diletakkan pada akhir pengerjaan. Setelah \begin{document}
   setiap kita ingin memulai paragraf, kita bisa menggunakan fungsi \hspace{} untuk mengatur jarak (spasi) diawal paragraf dan
   menggunakan \vspace{} untuk mengatur jarak secara vertikal.Di dalam dokumen kita juga dapat menuliskan judul (section) dengan fungsi,
   \section{nama judul}, subsection dengan fungsi \subsection{nama subjudul}, dan subsubsection dengan fungsi \subsubsection{}. Untuk
   menulis kalimat/kata dengan cetak tebal maka dapat menggunakan {\bf{kalimat/kata yang ingin dicetak tebal}},
   sedangkan untuk menulis dengan cetak miring dapat menggunakan \emph{kata/kalimat yang ingin dicetak miring}.
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \begin{document}
   \section{\bf{Kesalahan Berbahasa}}
   \subsection{Kesalahan Pembentukan Kata}
   \subsubsection{Kesalahan Bentukan}
   \hspace*{1.45cm}Faktor afiksasi memegang peranan penting dalam
   pemakaian bahasa Indonesia, khususnya dalam segi pembentukan kata.
   Menurut posisinya, afiks atau imbuhan bahasa Indonesia terbagi atas
   tiga jenis imbuhan, yaitu \emph{jenis awalan, akhiran, dan sisipan.}
   Di antara ketiga jenis imbuhan, jenis sisipan tidak begitu produktif
   dalam peristiwa pembentukan kata. Karena itu, kesalahan pemakaian
   jenis imbuhan tersebut tidak begitu banyak dilakukan para pemakai
   bahasa Indonesia jika dibandingkan dengan kedua jenis imbuhan lainnya.\\
   \end{document}
   Maka hasilnya:

   1 Kesalahan Berbahasa
   1.2 Kesalahan Pembentukan Kata
   1.2.1 Kesalahan Bentukan
         Faktor afiksasi memegang peranan penting dalam pemakaian bahasa
   Indonesia, khususnya dalam segi pembentukan kata. Menurut posisinya, afiks
   atau imbuhan bahasa Indonesia terbagi atas tiga jenis imbuhan, yaitu jenis
   awalan, akhiran, dan sisipan. Di antara ketiga jenis imbuhan, jenis sisipan
   tidak begitu produktif dalam peristiwa pembentukan kata. Karena itu,
   kesalahan pemakaian jenis imbuhan tersebut tidak begitu banyak dilakukan
   para pemakai bahasa Indonesia jika dibandingkan dengan kedua jenis imbuhan lainnya.

  •\begin{abstract} dan \end{abstarct}
   Digunakan untuk membuat abstrak (ringkasan). Sebelum menuliskan pragraf, biasanya didahului dengan fungsi
   \noindent agar awal dari paragraf yang kita tuliskan tidak menjorok ke dalam.
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{babel}
   \begin{document}
   \begin{abstract}
   \noindent Dalam bukunya yang berjudul \emph{"Common Error in
   Language Learning"} H.V. George mengemukakan bahwa kesalahan
   berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak
   diinginkan \emph{(unwanted form)} khususnya suatu bentuk tuturan
   yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran
   bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah
   bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari kaidah bahasa baku.
   \end{abstract}
   \end{document}
   Maka hasilnya:

                              Ringkasan
   Dalam bukunya yang berjudul ”Common Error in Language Learning”
   H.V. George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah
   pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted
   form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh
   penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-bentuk tuturan
   yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang
   dari kaidah bahasa baku.

  •\begin{center} dan \end{center}
   \begin{center} dan \end{center} digunakan untuk membuat kalimat atau fungsi matematika menjadi rata tengah.
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{babel}
   \begin{document}
   \begin{center}
   Dalam peristiwa pembentukan kata sering terjadi peristiwa penggabungan imbuhan,
   baik antara awalan dengan awalan ataupun antara awalan dengan akhiran. Dalam hal ini
   terdapat dua macam penggabungan, yaitu penggabung yang dilakukan secara serempak dan
   penggabungan yang dilakukan secara bertahap. Hal yang pertama, misalnya terjadi pada
   kata kekuatan, perdebatan, dan pemukulan. Dalam hal ini ke-an, peR-an dan peN-an secara
   serempak membentuk ketiga kata bentukan di atas dengan menggunakan kata dasar kuat,
   debat dan pukul. Karena kedua macam imbuhan itu masing-masing tidak berdiri sendiri,
   maka makna yang dikandungnya pun merupakan satu kesatuan. Imbuhan seperti itu disebut dengan
   istilah konfiks. Lain halnya dengan me-kan, per-kan, memper-kan. Misalnya pada kata
   menggunakan, pergunakan, mempergunakan. Dalam hal ini akhiran kan lebih dahulu berfungsi pada
   kata bentukan itu daripada me-, per-, memper-.
   \end{center}
   \end{document}
   Maka hasilnya:

           Dalam peristiwa pembentukan kata sering terjadi peristiwa penggabungan
           imbuhan, baik antara awalan dengan awalan ataupun antara awalan
         dengan akhiran. Dalam hal ini terdapat dua macam penggabungan, yaitu
           penggabung yang dilakukan secara serempak dan penggabungan yang
            dilakukan secara bertahap. Hal yang pertama, misalnya terjadi pada kata
          kekuatan, perdebatan, dan pemukulan. Dalam hal ini ke-an, peR-an dan
          peN-an secara serempak membentuk ketiga kata bentukan di atas dengan
            menggunakan kata dasar kuat, debat dan pukul. Karena kedua macam
            imbuhan itu masing-masing tidak berdiri sendiri, maka makna yang
          dikandungnya pun merupakan satu kesatuan. Imbuhan seperti itu disebut
         dengan istilah konfiks. Lain halnya dengan me-kan, per-kan, memper-kan.
            Misalnya pada kata menggunakan, pergunakan, mempergunakan. Dalam
           hal ini akhiran kan lebih dahulu berfungsi pada kata bentukan itu daripada
                         me-, per-, memper-.


  •\begin{enumerate} dan \end{enumerate}
   Digunakan untuk membuat daftar yang berurutan.
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{babel}
   \begin{document}
   \begin{enumerate}
   \item Prefiks (Awalan)
   \item Sufiks (Akhiran)
   \end{enumerate}
   \end{document}
   Maka hasilnya:

   1. Prefiks (Awalan)
   2. Sufiks (Akhiran)

  •\begin{itemize} dan \end{itemize}
   Digunakan untuk membuat daftar yang tidak memiliki urutan.
   Contoh:
  
   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{babel}
   \begin{document}
   \begin{itemize}
   \item Prefiks meN-\\
   \hspace*{0.0cm}Prefiks meN- memiliki alomorf me-, mem-, men-, meny-,
   meng-, dan menge-. Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks meN-.
   \item Prefiks peN-\\
   \hspace*{0.0cm}Prefiks peN- memiliki alomorf pe-, pem-, pen-, peny-,
   peng-, dan penge-. Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-.
   \end{itemize}
   \end{document}
   Maka hasilnya:

   • Prefiks meN-
     Prefiks meN- memiliki alomorf me-, mem-, men-, meny-, meng-,
     dan menge-. Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks meN-.
   • Prefiks peN-
     Prefiks peN- memiliki alomorf pe-, pem-, pen-, peny-, peng-, dan
     penge-. Alomorf tersebut merupakan variasi dari prefiks peN-.

  •\begin{description} dan \end{description}
   Memiliki fungsi yang sama seperti enumerate dan itemize.
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{babel}
   \begin{document}
   \begin{description}
   \item [a.] $f(x)$ (sebagai integran) diskontinyu di suatu titik dalam interval atau
   \item [b.] Sekurang-kurangnya satu (atau kedua) dari batas integran a dan b tak terhingga
   \end{description}
   \end{document}
   Maka hasilnya:

   a. f(x) (sebagai integran) diskontinyu di suatu titik dalam interval atau
   b. Sekurang-kurangnya satu (atau kedua) dari batas integran a dan b tak terhing

  •\begin{table} dan \end{table} serta \begin{tabular} dan \end{tabular}
   Digunakan untuk membuat tabel apa adanya.Biasanya formatnya
   \begin{table}
   \begin{center}
   \caption{nama tabel}
   \begin{tabular}{diisikan dengan rata/format penulisan}\hline
   inputkan data
   \end{tabular}
   \end{center}
   \end{table}
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{bable}
   \begin{document}
   \begin{table}
   \begin{center}
   \caption{Tabel Penolong}
   \begin{tabular}{|r|r|c|}\hline
   $x_{i}$ & $f_{i}$ & $f_{i}x_{i}$\\ \hline
   70&5&350\\ \hline
   69&6&414\\ \hline
   45&3&135\\ \hline
   80&1&80\\ \hline
   56&1&56\\\hline
   Jumlah&16&1035\\ \hline
   \end{tabular}
   \end{center}
   \end{table}
   \end{document}

  •\begin{equation} dan \end{equation}
   Digunakan untuk menuliskan persamaan matematika yang hanya satu baris.
   Contoh:
  
   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{bable}
   \begin{document}
   \begin{equation}
   x = \frac{\sum n_{i}\overline{x{i}}}{\sum n_{i}}
   \end{equation}
   \end{document}

  •\begin{eqnarray} dan \end{eqnarray}
   Digunakan untuk menuliskan rumus matematika yang panjang dan saling berhubungan
   Contoh:
  
   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{bable}
   \begin{document}
   \begin{eqnarray}
   \Leftrightarrow(2x\frac{dx}{dx}y^{3}+x^{2}(3)y^{2}\frac{dy}{dx})-(5((1)y^{2}+x(2)y\frac{dy}{dx}))\nonumber\\
   +(2(2xy+x^{2}(1)\frac{dy}{dx}))+((1)\frac{dx}{dx}y+x\frac{dy}{dx})-0
   &=& 0\nonumber\\
   \Leftrightarrow(2xy^{3}+3x^{2}y^{2}\frac{dy}{dx})-(5y^{2}+10xy\frac{dy}{dx})+\nonumber\\
   +2x^{2}\frac{dy}{dx})+(y+x\frac{dy}{dx})
   &=& 0\nonumber\\
   \Leftrightarrow3x^{2}y^{2}\frac{dy}{dx}-10xy\frac{dy}{dx}+2x^{2}\frac{dy}{dx}+x\frac{dy}{dx}
   &=& -2xy^{3}+5y^{2}-4xy-y\nonumber\\
   \Leftrightarrow\frac{dy}{dx}(3x^{2}y^{2}-10xy+2x^{2}+x)
   &=& -2xy^{3}+5y^{2}-4xy-y\nonumber\\
   \Leftrightarrow\frac{-2xy^{3}+5y^{2}-4xy-y}{3x^{2}y^{2}-10xy+2x^{2}+x}
   &=&\frac{dy}{dx}\\
   \end{eqnarray}
   \end{document}
 
  •\begin{figure} dan \end{figure}
   Digunakan untuk menginputkan gambar.
   Contoh:

   \documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
   \usepackage[bahasa]{bable}
   \usepackage{color}
   \usepackage{epsfig}
   \begin{document}
   \begin{center}
   \begin{figure}[phtb]
   \epsfysize=8cm
   \begin{center}
   \leavevmode \epsfbox{1.eps}
   \end{center}
   %%\caption{23} \label{solution}
   \end{figure}
   \end{center}
   \end{document}

- Penggunaan \newpage
  Digunakan untuk berpindah halaman

- Pembuatan footnote
  Biasanya menggunakan fungsi \footnote{Nama Pengarang, Judul buku (cetak miring), (Tempat terbit: Penerbit, tahun), halaman}
  Contoh:

  \hspace*{1.1cm}Metode yang baru saja diilustrasikan untuk mencari
  $\frac{dy}{dx}$ tanpa terlebih dahulu menyelesaikan secara gamblang
  persamaan yang diberikan untuk $y$ dalam $x$ disebut
  {\bf{diferensiasi implisit}}.
  \footnote{Purcell, Edwin J. dkk, \emph{KALKULUS Jilid Satu Edisi Sembilan}, (Jakarta: Erlangga, 2010), 125-131}\\
 
Contoh Pembuatan Latex dalam Bentuk artikel:

\documentclass[a4paper,12pt,oneside]{article}
\usepackage{latexsym}
\usepackage{amsfonts}
\usepackage{color}
\usepackage{epsfig}
\usepackage{setspace}
\usepackage[bahasa]{babel}
\pagenumbering{arabic}
%\caption{tableofcontain}
\pagestyle{headings}
\begin{document}
\begin{abstract}
\noindent Turunan merupakan pengukuran terhadap bagaimana fungsi
berubah seiring perubahan nilai input. Secara umum, turunan
menyatakan bagaimana suatu besaran berubah akibat perubahan besaran
lainnya. Contohnya, turunan dari posisi sebuah benda bergerak
terhadap waktu adalah kecepatan sesaat objek tersebut. Proses dalam
menemukan turunan disebut \emph{diferensiasi}. Turunan fungsi
(\emph{diferensial}) adalah fungsi lain dari suatu fungsi
sebelumnya, misalnya fungsi $f$ menjadi $f'$ yang mempunyai nilai
tidak beraturan. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus
dipikirkan pada saat yang bersamaan oleh {\bf{Sir Isaac Newton}} (
1642 – 1727 ), ahli matematika dan fisika bangsa Inggris dan
{\bf{Gottfried Wilhelm Leibniz}} ( 1646 – 1716 ), ahli matematika
bangsa Jerman. Turunan (\emph{diferensial}) digunakan sebagai suatu
alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan
mekanika. Turunan dapat ditentukan tanpa proses limit. Untuk
keperluan ini dirancang teorema tentang turunan dasar, turunan dari
operasi aljabar pada dua fungsi, aturan rantai untuk turunan fungsi
komposisi, dan turunan fungsi invers.
\end{abstract}
\newpage
%\caption{tableofcontents}
\pagestyle{headings}
\markright{Turunan Tingkat Tinggi}
\section{Turunan Tingkat Tinggi}
\hspace*{1.1cm}Operasi diferensiasi mengambil sebuah fungsi $f$ dan
menghasilkan sebuah fungsi baru $f'$. Jika $f'$ sekarang kita
diferensiasikan, kita masih tetap menghasilkan fungsi lain,
dinyatakan oleh $f"$ (dibaca "$f$ dua aksen") dan disebut turunan
kedua dari $f$. Pada gilirannya dia boleh didiferensiasikan lagi,
dengan demikian menghasilkan $f^{(3)}$, yang disebut turunan ketiga
dari $f$. Turunan keempat dinyatakan $f^{(4)}$, turunan kelima
dinyatakan $f^{(5)}$, dan seterusnya. Jika sebagai contoh,\\
\begin{center}
$f(x)$ = $2x^{3}-4x^{2}+7x-8$
\end{center}
\hspace*{0.0cm}maka\\
\begin{eqnarray}
f'(x)&=&6x^{2}-8x+7\nonumber\\
f"(x)&=&12x-8\nonumber\\
f^{(3)}(x)&=&12\nonumber\\
f^{(4)}(x)&=&0\nonumber
\end{eqnarray}
\hspace*{0.0cm}Karena turunan fungsi nol adalah nol, maka turunan
keempat dan semua \emph{turunan tingkat yang lebih tinggi
(higher-order derivative)} dari $f$ akan nol.\\
\hspace*{1.1cm}Kita telah memperkenalkan tiga cara penulisan untuk
turunan (sekarang disebut \emph{turunan pertama}) dari $y$ = $f(x)$.
Notasinya adalah\\
\begin{equation}
f'(x) D_{x}y \frac{dy}{dx}
\end{equation}
\hspace*{0.0cm}masing-masing disebut \emph{notasi aksen, notasi D,
dan notasi Leibniz}. Terdapat suatu variasi dari cara penulisan
aksen - yakni $y'$ - yang kadang kala akan kita gunakan juga. Semua
cara penulisan ini mempunyai perluasan untuk turunan-turunan tingkat
tinggi, seperti diperlihatkan dalam tabel yang menyertai. Khususnya
perhatikan notasi Leibniz, yang - walaupun rumit - kelihatannya
paling cocok untuk Leibniz. Yang, menurutnya lebih wajar daripada
menuliskan\\
\begin{equation}
\frac{d}{dx}(\frac{dy}{dx}) sebagai \frac{d^{2}y}{dx^{2}}
\end{equation}
\begin{table}
\begin{center}
\caption{Cara penulisan untuk turunan dari $y$ = $f(x)$}
\begin{tabular}{|l|c|c|c|c|}\hline
Turunan & Notasi $f'$ & Notasi $y'$ & Notasi $D$ & Notasi Leibniz\\
\hline
Pertama & $f'(x)$ & $y'$ & $D_{x}y$ & $\frac{dy}{dx}$\\
\hline Kedua & $f"(x)$ & $y"$ & $D_{x}^{2}y$ &
$\frac{d^{2}y}{dx^{2}}$\\ \hline Ketiga & $f^{(3)}(x)$ & $y^{(3)}$ &
$D_{x}^{3}y$ & $\frac{d^{3}y}{dx^{3}}$\\ \hline \vdots & \vdots &
\vdots & \vdots & \vdots \\ \hline Ke-n & $f^{(n)}(x)$ & $y^{(n)}$ &
$D_{x}^{n}y$ & $\frac{d^{n}y}{dx^{n}}$\\ \hline
\end{tabular}
\end{center}
\end{table}

\newpage
%\caption{tableofcontents}
\pagestyle{headings} \markright{Turunan Tingkat Tinggi}
\hspace*{0.0cm}Contoh 1.  Jika $y$ = $\sin{2x}$, cari
$\frac{d^{3}y}{dx^{3}}$, $\frac{d^{4}y}{dx^{4}}$, dan
$\frac{d^{12}y}{dx^{12}}$.\\
\hspace*{0.0cm} {\bf{Penyelesaian}}\
\begin{eqnarray}
\frac{dy}{dx}&=&\cos{2x}\nonumber\\
\frac{d^{2}y}{dx^{2}}&=&-2^{2}\sin{2x}\nonumber\\
\frac{d^{3}y}{dx^{3}}&=&-2^{3}\cos{2x}\nonumber\\
\frac{d^{4}y}{dx^{4}}&=&2^{4}\sin{2x}\nonumber\\
&\vdots&\nonumber\\
\frac{d^{12}y}{dx^{12}}&=&2^{12}\sin{2x}\nonumber
\end{eqnarray}

\newpage
%\caption{tableofcontents}
\pagestyle{headings} \markright{Turunan Implisit}
\section{Turunan Implisit}
\hspace*{0.0cm}Dalam persamaan
\begin{center}
$y^{3}+7y = x^{3}$
\end{center}
\hspace*{0.0cm}kita dapat memecahkan $y$ dalam bentuk $x$. Namun,
boleh jadi masih tetap menjadi kasus, bahwa terdapat tepat satu $y$
yang berkorespondensi terhadap masing-masing $x$. Misalnya kita
boleh menanyakan berapa nilai-nilai $y$ (jika ada) yang
berkorespondensi terhadap $x=2$. Untuk menjawab pertanyaan ini kita
harus memecahkan
\begin{center}
$y^{3}+7y=8$
\end{center}
\hspace*{0.0cm}Tentu saja, $y=1$ adalah satu penyelesaian, dan
ternyata bahwa $y=1$ adalah \emph{satu-satunya} penyelesaian real.
diberikan $x=2$, persamaan $y^{3}+7y = x^{3}$ menentukan nilai $y$
yang berkorespondensi. Kita katakan bahwa persamaan mendefinisikan
$y$ sebagai fungsi {\bf{implisit}} $x$. Grafik persamaan ini
diperlihatkan dalam \emph{Gambar 1}.\\

\begin{center}
\begin{figure}[phtb]
\epsfysize=8cm
\begin{center}
\leavevmode \epsfbox{1.eps}
\end{center}
%%\caption{23} \label{solution}
\end{figure}
\end{center}

\hspace*{0.0cm}Tentu saja nampak seperti grafik suatu fungsi yang
terdiferensiasikan. Elemen baru ini tidak berbentuk $y=f(x)$.
Berdasarkan grafik, kita anggap bahwa $y$ adalah sesuatu fungsi yang
tidak diketahui dari $x$. Jika kita nyatakan fungsi ini oleh $y(x)$,
kita dapat menuliskan persamaan tersebut sebagai
\begin{center}
$[y(x)]^{3}+7y(x)=x^{3}$
\end{center}
\hspace*{0.0cm}Walaupun kita tidak mempunyai rumus untuk $y(x)$,
kita masih tetap dapat memperoleh kaitan antara $x$, $y(x)$, dan
$y'(x)$, dengan mendiferensiasikan kedua ruas persamaan itu terhadap
$x$. Dengan menggunakan aturan rantai, kita peroleh
\begin{eqnarray}
\frac{d}{dx}(y^{3})+\frac{d}{dx}(7y)&=&\frac{d}{dx}x^{3}\nonumber\\
3y^{2}\frac{dy}{dx}+7\frac{dy}{dx}&=&3x^{2}\nonumber\\
\frac{dy}{dx}(3y^{2}+7)&=&3x^{2}\nonumber\\
\frac{dy}{dx}&=&\frac{3x^{2}}{3y^{2}+7}\nonumber
\end{eqnarray}
\hspace*{1.1cm}Perhatikan bahwa ekspresi kita untuk $\frac{dy}{dx}$
melibatkan $x$ dan $y$, suatu fakta yang sering meyulitkan. Tetapi
jika kita hanya ingin mencari kemiringan pada suatu titik yang kedua
koordinatnya diketahui, tidak ada kesukaran. Pada (2,1)
%\caption{tableofcontents}
\pagestyle{headings} \markright{Turunan Implisit}
\begin{center}
$\frac{dy}{dx}$ = $\frac{3(2)^{2}}{3(1)^{2}+7}$ = $\frac{12}{10}$ =
$\frac{6}{5}$
\end{center}
\hspace*{0.0cm}Kemiringannya adalah $\frac{6}{5}$.\\
\hspace*{1.1cm}Metode yang baru saja diilustrasikan untuk mencari
$\frac{dy}{dx}$ tanpa terlebih dahulu menyelesaikan secara gamblang
persamaan yang diberikan untuk $y$ dalam $x$ disebut
{\bf{diferensiasi implisit}}.\\
\hspace*{0.0cm}Sebuah contoh yang dapat diperiksa untuk membuktikan
fakta guna kebenaran metode tersebut, ditinjau contoh berikut.\\
\begin{center}
$x^{2}y^{3}-5xy^{2}+2x^{2}y+xy-5=0$
\end{center}
\hspace*{0.0cm}Penyelesaian.\\
\begin{eqnarray}
\Leftrightarrow(2x\frac{dx}{dx}y^{3}+x^{2}(3)y^{2}\frac{dy}{dx})-(5((1)y^{2}+x(2)y\frac{dy}{dx}))\nonumber\\
+(2(2xy+x^{2}(1)\frac{dy}{dx}))+((1)\frac{dx}{dx}y+x\frac{dy}{dx})-0
&=& 0\nonumber\\
\Leftrightarrow(2xy^{3}+3x^{2}y^{2}\frac{dy}{dx})-(5y^{2}+10xy\frac{dy}{dx})+\nonumber\\
(4xy+2x^{2}\frac{dy}{dx})+(y+x\frac{dy}{dx})
&=& 0\nonumber\\
\Leftrightarrow3x^{2}y^{2}\frac{dy}{dx}-10xy\frac{dy}{dx}+2x^{2}\frac{dy}{dx}+x\frac{dy}{dx}
&=& -2xy^{3}+5y^{2}-4xy-y\nonumber\\
\Leftrightarrow\frac{dy}{dx}(3x^{2}y^{2}-10xy+2x^{2}+x)
&=& -2xy^{3}+5y^{2}-4xy-y\nonumber\\
\Leftrightarrow\frac{-2xy^{3}+5y^{2}-4xy-y}{3x^{2}y^{2}-10xy+2x^{2}+x}
&=&\frac{dy}{dx}\nonumber
\end{eqnarray}
\end{document}
https://drive.google.com/file/d/0B_G3SVswiZWQZVM2bGtwekZvMTA/edit?usp=sharing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar